Profil Desa Ratamba

Ketahui informasi secara rinci Desa Ratamba mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ratamba

Tentang Kami

Profil Desa Ratamba, Pejawaran, Banjarnegara. Menjelajahi potensi agrikultur dataran tinggi, kondisi geografis, data kependudukan, tantangan kebencanaan, dan upaya pembangunan terkini di gerbang menuju kawasan wisata Dieng.

  • Jantung Perekonomian Agraris

    Merupakan sentra pertanian sayuran vital di dataran tinggi dengan komoditas utama kentang dan wortel yang menopang ekonomi lokal.

  • Letak Strategis di Tengah Ancaman Bencana

    Memiliki letak strategis sebagai salah satu jalur menuju kawasan wisata Dieng, namun menghadapi tantangan kerawanan bencana hidrometeorologi seperti tanah bergerak dan longsor.

  • Resiliensi dan Upaya Pembangunan Kembali

    Masyarakat dan pemerintah menunjukkan resiliensi tinggi melalui program relokasi, pembangunan hunian tetap, dan inisiatif pemberdayaan untuk pemulihan dan pengembangan desa.

Pasang Disini

Desa Ratamba, sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan wajah ganda yang memesona sekaligus menantang. Di satu sisi, desa ini merupakan surga agrikultur yang subur, menjadi salah satu penopang utama pasokan sayur-mayur dari dataran tinggi. Di sisi lain, kondisi geografisnya menyimpan potensi kerawanan bencana yang menuntut kewaspadaan dan mitigasi berkelanjutan. Profil ini mengupas secara mendalam dinamika Desa Ratamba, dari potensi ekonomi, kondisi sosial, hingga upaya pembangunan di tengah tantangan alam.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Ratamba secara administratif berada di Kecamatan Pejawaran, sebuah wilayah yang dikenal sebagai kawasan agraris di Kabupaten Banjarnegara. Berada di jalur yang menghubungkan pusat kabupaten dengan kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng, desa ini memiliki posisi yang cukup strategis. Topografi wilayahnya didominasi oleh perbukitan dengan lembah-lembah yang dimanfaatkan secara intensif untuk kegiatan pertanian. Udara sejuk dan tanah vulkanik yang subur ialah aset utama yang menjadikan Ratamba sebagai lumbung pertanian.

Berdasarkan data Kecamatan Pejawaran dalam Angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Kecamatan Pejawaran mencapai 74,48 km². Meskipun data spesifik untuk luas wilayah Desa Ratamba tidak selalu tersedia secara terpisah dalam publikasi umum, alokasinya merupakan bagian dari total luas kecamatan tersebut. Secara demografis, desa ini dihuni oleh ratusan kepala keluarga yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kepadatan penduduknya cenderung moderat, khas daerah perdesaan agraris di pegunungan.

Batas-batas wilayah Desa Ratamba secara umum bersinggungan dengan desa-desa lain di dalam Kecamatan Pejawaran. Di sebelah utara dan timur, wilayahnya berdekatan dengan desa-desa yang juga memiliki karakteristik serupa. Sebelah selatan dan barat berbatasan dengan topografi yang menjadi bagian dari lereng-lereng perbukitan yang membentang di kawasan tersebut. Kondisi ini menempatkan Ratamba dalam sebuah ekosistem sosial dan ekonomi yang saling terhubung dengan desa-desa tetangganya, terutama dalam hal jalur distribusi hasil pertanian.

Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan

Tulang punggung perekonomian Desa Ratamba tidak lain ialah sektor pertanian, khususnya hortikultura. Komoditas seperti kentang, wortel, kubis dan berbagai jenis sayuran lainnya dibudidayakan secara luas. Lahan tegalan mendominasi penggunaan lahan di Kecamatan Pejawaran, mencapai lebih dari 90%, yang merefleksikan betapa vitalnya sektor ini bagi masyarakat Ratamba. Para petani di desa ini telah secara turun-temurun mengembangkan teknik budidaya yang adaptif dengan kondisi alam setempat.

Hasil panen dari Desa Ratamba tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal di Banjarnegara, tetapi juga didistribusikan ke berbagai kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Aktivitas ekonomi ini menciptakan rantai pasok yang melibatkan petani, tengkulak, hingga pedagang di pasar-pasar induk. Namun seperti halnya di banyak daerah pertanian lainnya, para petani dihadapkan pada tantangan fluktuasi harga komoditas yang sering kali tidak menentu dan ketergantungan pada kondisi cuaca.

Selain pertanian, potensi lain yang mulai dilirik ialah sektor pariwisata, meskipun belum tergarap secara maksimal. Keindahan alam perbukitan, hamparan lahan pertanian yang hijau, serta udara yang sejuk menjadi daya tarik potensial untuk dikembangkan sebagai agrowisata atau ekowisata. Lokasinya yang menjadi salah satu jalur alternatif menuju Dieng juga memberikan peluang untuk pengembangan usaha pendukung pariwisata, seperti penyediaan tempat istirahat (rest area), warung makan, atau penjualan produk olahan hasil pertanian. Beberapa inisiatif dari kalangan akademisi dan mahasiswa melalui program pengabdian masyarakat tercatat pernah dilakukan untuk mendorong pengembangan pemasaran produk pertanian melalui platform digital, menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya inovasi ekonomi.

Tantangan Kebencanaan dan Upaya Mitigasi

Di balik potensinya yang besar, Desa Ratamba menyimpan kerentanan yang signifikan terhadap bencana alam hidrometeorologi. Struktur tanah yang labil ditambah dengan curah hujan yang tinggi, terutama pada periode musim hujan, menjadikan beberapa area di desa ini rawan terjadi tanah bergerak dan tanah longsor. Peristiwa ini bukan hanya ancaman, namun telah menjadi kenyataan pahit yang dihadapi warga.

Pada awal tahun 2025, terjadi bencana tanah bergerak yang cukup parah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan signifikan pada belasan rumah warga, fasilitas ibadah, dan infrastruktur jalan utama. Akses jalan kabupaten yang menghubungkan Banjarnegara dengan Dieng melalui Pejawaran bahkan sempat terputus total akibat amblesnya badan jalan hingga beberapa meter. Kejadian ini memaksa puluhan warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Respons cepat ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan berbagai elemen masyarakat. Langkah tanggap darurat, pendirian hunian sementara (huntara), dan penyaluran bantuan logistik segera dilakukan. Sebagai solusi jangka panjang, pemerintah merencanakan pembangunan hunian tetap (huntap) di lokasi yang telah dikaji dan dinyatakan aman oleh para ahli geologi. Pada April 2025, Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara tercatat meninjau langsung progres pembangunan 16 unit huntap bagi warga terdampak, menunjukkan komitmen pemerintah untuk memulihkan kehidupan masyarakat.

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi Desa Ratamba akan vitalnya tata ruang yang berbasis mitigasi bencana. Upaya edukasi dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap tanda-tanda awal pergerakan tanah terus digalakkan, terutama saat curah hujan tinggi.

Pembangunan Infrastruktur dan Sosial Kemasyarakatan

Pembangunan di Desa Ratamba terus berjalan seiring dengan kebutuhan dan tantangan yang ada. Prioritas utama pemerintah, terutama pasca-bencana, ialah perbaikan dan pembangunan infrastruktur vital. Perbaikan jalan yang ambles menjadi fokus utama untuk memulihkan konektivitas dan kelancaran jalur ekonomi warga. Selain itu, pembangunan fasilitas dasar seperti akses air bersih dan sanitasi juga menjadi perhatian melalui berbagai program pemerintah.

Di bidang sosial, kehidupan masyarakat Desa Ratamba diwarnai oleh semangat gotong royong yang kuat. Hal ini terbukti dari partisipasi aktif warga dalam penanganan pasca-bencana dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya. Organisasi seperti kelompok tani, karang taruna, dan PKK menjadi wadah bagi warga untuk bersosialisasi dan menjalankan program-program pemberdayaan.

Inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga terlihat. Program seperti "Gerakan Sedekah Sampah" yang pernah diinisiasi di desa ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan yang sehat dan bernilai ekonomis. Kegiatan penyuluhan pertanian dan pengembangan kapasitas lainnya secara berkala dilakukan oleh dinas terkait maupun pihak eksternal seperti perguruan tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Desa Ratamba merupakan cerminan dari dinamika kehidupan masyarakat pegunungan di Jawa Tengah. Kekuatan utamanya terletak pada kesuburan tanah dan etos kerja masyarakatnya di sektor agraris. Namun, lokasinya di zona rawan bencana menuntut adanya keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan upaya konservasi serta mitigasi bencana yang serius dan berkelanjutan. Dengan resiliensi yang telah teruji dan dukungan pembangunan yang terarah dari pemerintah, Desa Ratamba memiliki peluang untuk tidak hanya pulih dari dampak bencana tetapi juga berkembang menjadi desa yang tangguh, sejahtera, dan berdaya saing, seraya tetap menjaga kearifan lokal dan kelestarian lingkungannya. Masa depan desa ini akan sangat bergantung pada seberapa baik ia mampu mengelola potensi sekaligus memitigasi risikonya.